(ilustrasi foto: fixabay). |
Menurut Sukamta, tanah Palestina wajib diperjuangkan karena di sana ada Baitul Maqdis yang di dalamnya terdapat Masjid Al Aqsha, tempat ibadah umat Islam dunia. “Palestina bukan hanya milik Bangsa Palestina, tapi milik umat Islam di seluruh dunia,” kata Sukamta, Sabtu (5/3) dikutip dari laman JPNN.com.
Lebih Lanjut, Sukamta mengingatkan akan sebuah kisah. Di Palestina, alkisah ada seorang nenek yang memiliki sebidang tanah di dekat kompleks Baitul Maqdis. Bangunannya kata Sukamta, sangat strategis karena menempel dengan Baitul Maqdis.
“Israel menawar tanah dan rumahnya itu dengan harga sangat tinggi. Sang nenek tidak mau menjualnya meski dengan harga USD 1 juta (sekitar Rp 13 miliar). Beliau hanya mau menjual tanah tersebut jika surat jual beli tanahnya ditandatangani langsung oleh pemiliknya,” kata anggota Komisi I DPR ini.
Lantas lanjutnya, orang Israel bertanya siapa yang memiliki tanah itu? “Bukankah nenek yang punya? Lalu sang nenek dengan tegas mengatakan bahwa umat Islam di seluruh dunia yang memiliki tanah ini.
Baca: Jangan Lupa Soal Palestina, Beri Solusi Konkret.
Beliau baru mau menjualnya jika seluruh umat Islam yang berjumlah 1 miliar jiwa lebih datang ke Palestina untuk menandatangani surat jual belinya,” ujar Sukamta. Kisah nenek ini menurut Sukamta, hendaknya menjadi cambuk untuk bagi semua umat Islam bahwa jangan sampai persoalan Palestina terlupakan oleh apapun juga.
“Bahkan ketika tempo hari bendera Palestina sudah berhasil berkibar di PBB, saya katakan jangan senang dulu, jangan terlena, karena perjuangan masih panjang. Faktanya, meskipun bendera Palestina sudah berkibar di PBB, agresi Israel di Palestina tetap saja berlangsung, bahkan pembunuhan masih menjadi pemandangan sehari-hari. Seolah berkibarnya bendera tadi tidak berarti apa-apa,” jelas Sukamta.
Karena itu, Wakil Rakyat dari daerah pemilihan Yogyakarta ini menyatakan sangat mendukung Konferensi OKI ke-5 ini sebab isu utama yang akan dibahas adalah soal Palestina. “Saya harapkan ada solusi dan aksi yang konkret yang bisa dilakukan bersama. PBB sepertinya juga tidak terlalu bisa diharapkan, karena resolusi DK PBB sering tidak digubris oleh Israel,” ujarnya.
Blogger Comment
Facebook Comment